Jenis-Jenis Polisi Tidur yang Berlaku di Indonesia

Jenis-jenis polisi tidur di Indonesia disesuaikan dengan kriteria dan ketentuan sesuai peraturan yang berlaku. Polisi tidur atau Speed Bump merupakan alat pembatas kecepatan yang dipasang di jalan-jalan tertentu sebagai bentuk pencegahan kendaraan melewati wilayah atau kawasan tersebut dengan melebihi standar kecepatan yang sudah ditentukan. Polisi tidur biasanya terbuat dari aspal atau semen yang meninggi dan dipasang dalam posisi melintang terhadap badan jalan. Walaupun terkadang polisi tidur kerap dikeluhkan sebagian pengguna jalan karena dirasa mengganggu kenyamanan berkendara, tapi penggunaan polisi tidur telah diatur dalam peraturan pemerintah.

Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 82 Tahun 2018 mengatur tentang pembuatan polisi tidur atau Speed Bump. Selain itu, peraturan tersebut juga membahas pengaman pengguna jalan dan alat pengendalinya.

Berikut jenis-jenis polisi tidur yang ada di Indonesia sesuai dengan aturan yang tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 82 Tahun 2018:

  1. Speed Table

Jenis polisi tidur yang pertama adalah Speed Table. Speed Table ini merupakan alat pembatas kecepatan yang digunakan pada jalan lingkungan, jalan lokal, jalan kolektor, serta tempat penyeberangan jalan dengan kecepatan di bawah 40 kilometer per jam. Speed Table sesuai dengan peraturan yang tertulis pada ayat 2 huruf C berbentuk penampang dengan ketentuan sebagai berikut:

– Speed Table memiliki tinggi antara 8-9 cm, lebar bagian atas 660 cm dengan kelandaian paling tinggi 15%.

– Speed Table terbuat dari bahan badan jalan dengan mutu setara K-300 untuk material permukaannya.

– Speed Table memiliki kombinasi warna putih atau kuning berukuran 20 cm serta warna hitam berukuran 30 cm.

  • Speed Hump

Jenis polisi tidur yang berikutnya adalah adalah Speed Hump. Speed Hump ini merupakan alat pembatas kecepatan yang digunakan pada jalan lingkungan atau jalan lokal dengan kecepatan di bawah 20 kilometer per jam. Speed Hump sesuai dengan peraturan yang tertulis pada ayat 2 huruf B berbentuk penampang melintang dengan ketentuan sebagai berikut:

– Speed Hump memiliki tinggi antara 5-9 cm, serta lebar total antara 35-390 cm dengan kelandaian maksimum 50%.

 – Speed Hump terbuat dari bahan badan jalan atau bahan lainnya yang serupa.

– Speed Hump memiliki kombinasi warna putih atau kuning sebesar 20 cm, dan warna hitam berukuran 30 cm.

  • Speed Bump

Jenis polisi tidur yang selanjutnya adalah Speed Bump. Speed Bump merupakan alat pembatas kecepatan yang digunakan pada area parkir, jalan lingkungan terbatas, atau jalan privat dengan kecepatan dibawah 10 kilometer per jam. Speed Bump sesuai dengan peraturan yang tertulis pada ayat 2 huruf A berbentuk penampang melintang dengan ketentuan sebagai berikut:

– Speed Bump memiliki ukuran antara 8-15 cm, dan lebar bagian atas antara 30-90 cm dengan kelandaian paling banyak 15%.

– Speed Bump terbuat dari bahan badan jalan, karet, atau bahan serupa yang lainnya.

– Speed Bump memiliki kombinasi warna putih atau kuning berukuran 20 cm dan warna hitam berukuran 30 cm.


Kelebihan dan Kekurangan Speed bump

Speed bump atau biasa disebut dengan  polisi tidur adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal, semen atau dengan bahan karet yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju/kecepatan kendaraan. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketingginya diatur dan apabila melalui jalan yang akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu mengenai adanya polisi tidur, khususnya pada malam hari. Marka speed bump berupa garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda.

Kelebihan speed bump  antara lain :

Memperlambat kecepatan lalu lintas, berkurang menjadi 5-10 km/jm di sekitar lokasi speed  bump

Kemungkinan adanya pengalihan arus lalu lintas jika pemukiman berdekatan dengan jalan arteriMemaksakan untuk ditaati (self-enforcing)

kekurangan speed bump antara lain :

Dalam kondisi darurat menimbulkan tundaan Kemungkinan terjadi pengalihan arus lalu lintas ke jalan pemukiman lain yang letaknya berdekatanMenimbulkan penambahan suara disekitar lokasi speed bumpTidak baik untuk kesehatan karena berkaitan beban dan berat tubuh bagian atas akan membuat  ketidaknyaman pada struktur tubuh yang rendah dibagian punggung pada saat melintas

Keuntungan Utama dari Penggunaan Speed Bump

Seberapa pentingnya penggunaan speed bump di jalan raya? Keuntungan utama dari speed bump adalah kemampuannya untuk membuat pengemudi kendaraan untuk mengurangi laju kendaraan terlepas dari apakah sang pengemudi sudah terbiasa melewati jalan tersebut atau tidak. Seorang pengemudi bisa saja mengabaikan rambu lalu-lintas untuk mengurangi kecepatan, namun tidak akan mengabaikan keberadaan speed bump. Keberadaan speed bump akan menjadi lebih efektif bila memenuhi beberapa persyaratan seperti :

  • Memiliki warna yang kontras atau memiliki permukaan yang reflektif sehingga bisa terlihat dari jauh
  • Berada di tempat yang dapat dilihat oleh pengemudi dari jauh, sehingga tidak cocok bila diletakkan di jalan berkelok atau di jalan dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%.
  • Berada di jalan umum dan bukan jalur darurat

Jenis Material Pembuatan Speed Bump

Speed bump dapat dibuat dari berbagai jenis material, dimana setiap material memiliki keunggulan masing-masing. Jenis material yang umum dipergunakan sebagai bahan pembuatan speed bump adalah karet, plastik, semen, aspal, dan besi.

1.Karet

Karet merupakan material pembuat speed bump yang populer dan hemat biaya. Bahan karet yang dipergunakan umumnya berasal dari ban bekas. Sifatnya yang fleksibel membuatnya dapat dipergunakan di segala jenis permukaan jalan. Proses pemasangannya mudah, dan dapat dipergunakan sebagai speed bump yang bersifat sementara ataupun permanen.

2.Plastik

Plastik menjadi salah satu pilihan material speed bump yang juga cukup populer. Jenis speed bump yang satu ini bersifat portable dan mudah dibawa kemana saja sebagai alat pengatur kecepatan sementara.

3.Semen

Speed bump yang terbuat dari semen terbilang kuat dan tahan lama. Material ini cocok dipergunakan di area-area dimana kendaraan dengan kecepatan tinggi menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Material ini jauh lebih keras dan padat dibandingkan karet dan plastik sehingga turut menjadi penyumbang polusi suara dan dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan.

4.Aspal

Speed bump dari bahan aspal memiliki keunggulan dari segi kekuatan dan daya tahan. Selain itu, penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan kondisi area tersebut. Seperti halnya semen, material ini juga jauh lebih keras sehingga menjadi salah satu penyumbang polusi suara.

5.Besi

Material ini terbilang lebih agresif dibandingkan material lainnya, dalam arti dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar terhadap kendaraan. Namun, material ini memiliki keunggulan dalam bentuk kekuatan, daya tahan, dan ketersediannya dalam berbagai bentuk dan ukuran. Selain itu, material ini dapat diberikan lapisan reflektif yang membuatnya terlihat dari jarak jauh ataupun di malam hari.

Jenis-jenis Polisi Tidur / Speed Bump

Di Indonesia, peraturan perihal polisi tidur tercantum dalam Permenhub Nomor 82 tahun 2018 pasal 3. Peraturan ini menjelaskan perihal jenis-jenis polisi tidur yaitu speed bump, speed hump, dan speed table.

1. Speed bump

Istilah speed bump yang dijelaskan dalam peraturan ini mengacu pada alat pengendali kecepatan yang lebih spesifik. Speed bump dipergunakan untuk jalan dengan lingkungan terbatas seperti area parkir dengan laju kendaraan di bawah 10 km/jam.

Spesifikasi khusus untuk speed bump adalah:

Terbuat dari karet, semen, atau bahan lain yang mampu memberikan pengaruh serupa

Ukuran tinggi 8 – 15 cm, lebar atas 30-90 cm dan sudut kelandaian 15%

Memiliki warna kombinasi hitam putih atau hitam kuning. Ketentuan warna hitam selebar 30 cm dan warna kombinasinya 20 cm dengan sudut pewarnaan ke arah kanan 300 – 450

2. Speed hump

Speed hump mengacu pada alat pengatur kecepatan yang diperuntukkan bagi jalan lokal atau jalan lingkungan dengan laju kecepatan kendaraan maksimal 20 km/jam.

Spesifikasi khusus dari speed hump adalah:

Terbuat dari bahan badan jalan ataupun bahan lain yang dapat memberikan efek yang sama

Ukuran tinggi 5 – 9 cm, lebar atas 35 – 39 cm dan tingkat kelandaian atau kemiringang 50%

Kombinasi warna hitam kuning atau hitam dan putih dengan lebar cat warna hitam 30 cm dan warna kombinasinya 20 cm

3. Speed table

Speed table dibuat untuk jalan yang lebih lebar dengan kecepatan maksimal 40 km/jam. Jenis polisi tidur ini diperuntukkan untuk jalan lokal dan banyak juga ditemukan di jalan menuju gerbang tol.

Spesifikasi khusus dari speed table adalah:

Terbuat dari bahan/material jalan atau blok besi

Ukuran tinggi 8 – 9 cm, lebar atas 660 cm, dan tingkat kelandaian maksimal 15%

Kombinasi warna yang dipergunakan yaitu hitam putih atau hitam kuning dengan ukuran lebar warna hitam 30 cm dan warna kombinasinya 20 cm.

Fungsi Kerucut Lalu Lintas / Traffic Cone

Traffic cone memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan lalu lintas dan keselamatan jalan. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari Traffic Cone :

a. Pengalihan Lalu Lintas : Ketika perbaikan jalan, kecelakaan, atau acara khusus memerlukan pengalihan arus lalu lintas, traffic cone digunakan untuk membimbing pengemudi ke rute alternatif. Penempatan cone secara strategis membantu menjaga aliran lalu lintas yang lancar dan mencegah kemacetan.

b. Peringatan Bahaya : Traffic cone berfungsi sebagai petunju untuk memberikan peringatan kepada pengemudi tentang potensi bahaya, seperti lubang jalan, rintangan di jalan, atau permukaan yang tidak rata. Warna Cerah dan stript reflektif pada cone berfungsi untuk memastikan pengguna jalan dapat dengan mudah melihat dan menghindari bahaya bahaya yang ada pada jalur tersebut.

C. Keselamatan Zona Kerja : Konstruksi dan tim pemeliharaan menggunakan traffic cone untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan menandai zona kerja, cone melindungi pekerja dan memberi peringatan kepada pengemudi untuk mengurangi kecepatan dan berhati hati saat melewati jalur tersebut.

d. Pengaturan Parkir : Traffic cone digunakan untuk pengendalian parkir sementara, menunjukkan area tanpa parkir, atau mereservasi tempat parkir selama acara. Kemudahan pemindahan dan visibilitas membuat cone menjadi alat yang efektif dalam mengatur area parkir.

3. Kelebihan Traffic Cone

Traffic cone ini memiliki beberapa kelebihan, yang berkontribusi pada peningkatan keselamatan jalan dan pengelolaan lalu lintas agar lebih efektif. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari traffic cone :

a. Visibilitas Tinggi : Warna cerah, serperti oranye atau hijau terang bersama dengan sticker reflektif, memastikan tarffic cone ini dapat mudah terlihat oleh pengguna jalan, bahkan dari jarak jauh dan pada malam hari. Visibilitas ini membantu pengemudi untuk mengantisipasi potensi bahaya pada jalur tersebut dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan.

b. Fleksibilitas dan Portabilitas : Traffic cone ini memiliki sifat portable sehingga dapat dipindahkan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan. Fleksibilitas ini membuat traffic cone menjadi ideal sebagai aplikasi sementara pada situasi darurat.

c. Tahan Lama dan Tahan Cuaca : Sebagian besar jenis traffic cone terbuat dari bahan yang tahan lama seperti PVC atau karet yang menjamin ketahanan yang kuat terhadap kondisi cuaca dan suhu yang ekstrem. Mereka dapat bertahan dalam lalu lintas berat, suhu ekstrem dan paparan radiasi UV.

d. Aplikasi yang serbaguna : Traffic cone ini dapat dgunakan dalam berbagai skenario, termasuk pekerjaan jalan, acara, pengaturan area parkir dan situasi darurat di jalan raya. Keunggulan serbaguna ini menjadikan cone sebagai solusi yang hemat biaya untuk berbagai kebutuhan pengendalian lalu lintas.

Material/Bahan Pembuatan Traffic Cone

Traffic cone atau kerucut lalu lintas sering juga disebut dengan nama lain yaitu safety cones, road cones, construction cones, dan traffic pylons. Alat penanda ini dapat terbuat dari material yang berbeda yaitu :

  • PVC

Cone dari material ini memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, tahan dalam cuaca panas hingga suhu 650 C ataupun cuaca dingin hingga -300 C. Tingkat fleksibilitas yang tinggi membuat cone ini dapat kembali ke posisi semula saat puncak cone ditekuk hingga menyentuh lantai.

  • Karet

Material ini juga memiliki daya tahan terhadap cuaca dan suhu berkisar dari -300 C hingga 650 C. Tingkat fleksibilitas yang tinggi membuat cone ini dapat kembali ke posisi semula saat puncak cone ditekuk hingga menyentuh lantai.

  • PE

Traffic cone PE terbuat dari polyethylene yang aman dan tidak berbau. Material ini merupakan material yang ramah lingkungan karena dapat melalui proses recylce dan reused. Keuntungan lainnya adalah kemampuan atau daya tahan terhadap cuaca yang baik, serta textur yang menyerupai lilin.

  • EVA

Traffic cone EVA terbuat dari bahan EVA yang bersifat biodegradable atau dapat terurai, tidak memiliki bau, dan tidak mengandung logam berat. Keunggulan utamanya adalah kemampuan dalam mempertahankan warna dan tahan lama.

Penggunaan Traffic Cone

Apa sebenarnya fungsi atau kegunaan dari traffic cone atau kerucut lalu lintas ini?

Mengacu pada standar dari MUTCD sendiri, traffic cone dipergunakan sebagai penanda untuk mengalihkan jalur sementara atau Temporary Traffic Control (TTC) Zone. Setidaknya ada 4 penggunaan traffic cone secara resmi, yaitu :

  • Area kerja, dipergunakan pada area jalan raya dimana sedang ada pembangunan, perbaikan, atau kegiatan perawatan.
  • Area kecelakaan, dipergunakan untuk mengalihkan jalur saat terjadi kecelakaan termasuk juga kondisi bencana alam
  • Area pelaksanaan kegiatan, dipergunakan untuk mengalihkan ataupun menutup jalur saat pelaksanaan kegiatan tertentu.
  • Untuk memisahkan antara jalur jalan raya untuk kendaraan bermotor dengan jalur khusus misalnya untuk para pesepeda ataupun pejalan kaki.

Tidak hanya untuk alasan resmi, penggunaan traffic cone juga dapat ditemukan untuk tujuan lain, misalnya :

  • Pembatas tempat parkir kendaraan.
  • Membantu dalam membuat rute dalam latihan mengendari mobil di lapangan.
  • Digunakan di area indoor sebagai penanda bahwa area tersebut tidak bisa dimasuki misalnya didepan ruangan yang sedang diperbaiki, atau sebagai penanda bahwa area tersebut berbahaya misalnya saja lantai basah yang baru selesai dipel.

Standar Ukuran Traffic Cone

Ukuran penanda lalu lintas traffic cone sendiri tergantung penempatan alat tersebut. Rincian ukuran traffic cone sesuai dengan kegunaan dan penempatannya adalah :

  • Tinggi 12 inci dan berat 0.68 kg dipasang di area
  • Tinggi 18 inci dan berat 1.4 kg dipasang di area outdoor atau di jalan raya, misalnya sebagai penanda saat proses pengecatan garis jalan.
  • Tingi 28 inci dan berat 3.2 kg dipasang di jalan raya lokal.
  • Tinggi 28 inci dan berat 4.5 dipasang di jalan raya besar atau jalan tol.
  • TInggi 36 inci dan berat 4.5 kg dipasang di jalan raya besar atau jalan tol.

Sementara itu, standar dari MUTCD terkait dengan ukuran traffic cone adalah :

  • Traffic cone harus didominasi oleh warna orange
  • Terbuat dari material yang tidak akan menyebabkan kerusakan pada kendaraan yang menabraknya.
  • Traffic cone yang dipergunakan di siang hari dan jalan raya dengan arus lalu lintas rendah, harus memiliki tinggi minimal 18 inci.
  • Traffic cone yang dipergunakan di malam hari dan jalan bebas hambatan atau jalan tol harus memiliki tinggi minimal 28 inci.
  • Untuk penggunaan di malam hari, penanda lalu lintas ini aharus memiliki lapisan reflektif (retroreflectorized) atau dilengkapi dengan peralatan pencahayaan agar mudah terlihat. Lapisan reflektif ini berupa 2 buah band (strip). Strip pertama berada 3-4 inci dari puncak cone dengan lebar 6 inci dan strip kedua berada 2 inci dibawahnya dengan lebar 4 inci.

Sejarah Kerucut Lalu Lintas / Traffic Cone

Traffic cone pertama kali diperkenalkan pada tahun1940 di Los Angeles oleh seorang pelukis jalanan bernama Charles Scanlon. Scanlon membuat penanda berongga yang berbentuk kerucut untuk mencegah mobil dan kendaraan lain melintas di jalan yang baru selesai di cat. Pada awalnya, perangkat ini terbuat dari kayu yang mudah rusak dan sering ditabrak oleh pengguna jalan. Scanlon bekerja sama dengan rekannya bernama Rodney Taylor untuk membuat penanda yang lebih awet dengan bahan baret dari ban bekas. Hasilnya adalah sebuah penanda yang lebih elastis, tidak mudah rusak, tidak mudah terbawa angin, mudah dipindahkan, serta tidak akan merusak bodi kendaraan yang menabraknya. Hasil penemuan ini kemudian dipatenkan pada tahun 1943 dan mulai saat itu, penggunaannya mulai meluas. Pada tahun 1947, traffic cone mulai diproduksi secara massal. Penggunaan penanda ini mulai dipergunakan secara internasional pada tahun 1958. Penanda kerucut lalu lintas kemudian masuk ke dalam aturan rambu lalu lintas jalan atau The Manual of Uniform Traffic Control Devices (MUTCD) pada tahun 1961. Peraturan penggunaan dan pengembangan dari alat penanda ini kemudian terus berkembang hingga saat ini.

Pada tahun 1971, muncul aturan baru mengenai traffic cone. Kerucut lalu lintas harus dibuat sesuai dengan standar yaitu memiliki ketinggian minimal 18 inci serta memiliki lapisan reflektif agar bisa terlihat jelas di malam hari.